URINALISIS FUNGSI, JENIS, DAN PROSEDUR MELAKUKANNYA
Oleh dr. Erlin Nursiloningrum, Sp.PK – Kepala Instalasi Laboratorium RSUD Kota Malang
Apa itu Urinalisis ?
Urinalisis adalah pemeriksaan urine (air seni) untuk mendeteksi dan mengukur berbagai macam zat yang keluar melalui urine. Bentuknya bisa berupa urinalisis rutin (wet urinalysis), urinalisis khusus (sitologi) atau reagen dipstick.
Macam Spesimen Urine
Untuk mendiagnosis suatu penyakit dibutuhkan spesimen yang dapat merepresentasikan kondisi klinis dari pasien. Hal ini memerlukan perhatian khusus dalam pengambilan spesimen baik itu waktu pengambilan, lama pengambilan, metode pengambilan, riwayat diit dan konsumsi obat.
Urine merupakan salah satu spesimen yang sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek tersebut, sehingga spesimen urine dapat dibagi menjadi berbagai macam, di antaranya urine sewaktu, urine pagi, urine 24 jam, urine puasa, urine 2 jam setelah makan, urine dari kateter, urine porsi tengah, urine aspirasi suprapubik, dan urine pediatrik.
Spesimen urine sewaktu adalah yang paling sering diambil karena pengambilannya mudah dan tidak membutuhkan persiapan. Urine sewaktu digunakan sebagai uji skrining untuk deteksi kelainan ginjal. Perlu diperhatikan riwayat diit atau aktivitas fisik sebelumnya
“Tahukah Anda kalau urine dapat memberikan petunjuk mengenai kondisi kesehatan Anda ?”
Fungsi tes urine
Sebelum dibuang, urine akan melewati saluran kemih yang terdiri dari ginjal, lalu menuju ureter, kandung kemih, kemudian uretra. Kerusakan atau gangguan yang terjadi pada salah satu organ tersebut akan memengaruhi kondisi urine, baik itu perubahan pada warna, bau, atau kandungan di dalamnya.
Fungsi pemeriksaan ini bermanfaat untuk mendeteksi penyakit ginjal, infeksi saluran kemih dan mendeteksi penyakit lain yang tidak berhubungan dengan ginjal. Dengan langkah deteksi dini, maka dokter dapat menemukan dan mengobati sejak awal, sehingga potensi komplikasi bisa diminimalkan.
Sebelum mengumpulkan sampel urine, pasien harus :
- Mendapatkan instruksi, baik secara lisan maupun tertulis mengenai cara pengumpulan sampel urine
- Menghindari aktivitas fisik berlebihan selama 48 jam sebelum pengambilan sampel
- Tidak mengumpulkan sampel urine selama periode menstruasi (perempuan), sebaiknya sampel diambil hari ke 3 atau lebih setelah menstruasi selesai
Pengambilan sampel urine yang benar
- Cuci tangan dengan sabun dan bilas
- Bersihkan daerah kemaluan, setelah itu dapat dikeringkan dengan tisu kering. Kalau tidak ada air dapat menggunakan tisu basah yang bersih
- Keluarkan sejumlah kecil urine, aliran pertama yang keluar dibuang
- Aliran urine selanjutnya ditampung dalam wadah steril dari laboratorium sampai batas (10-15 mL)
- Jangan sentuh bagian dalam wadah atau membiarkan wadah menyentuh area kemaluan
- Wadah ditutup rapat
- Segera diserahkan ke petugas laboratorium
Jenis pemeriksaan
Pemeriksaan urine secara garis besar dibagi menjadi pemeriksaan makroskopis, kimiawi, mikroskopis dan pemeriksaan terhadap mikroorganisme. Hasil pemeriksaan mikroskopis tergantung dari 2 faktor utama , yaitu sampel yang tepat dan keahlian pemeriksa dalam melakukan identifikasi unsur-unsur sedimen urine. Pada urinalisis rutin terdapat beberapa pemeriksaan yaitu evaluasi spesimen, makroskopik, konvensional, kimia stick dan mikroskopik.
Bagaimana Penanganan Pada Hasil Tes Urine yang Tidak Normal?
Apabila tes urine menunjukkan hasil yang tidak normal, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis. Pasalnya, urinealisis saja tidak cukup efektif dalam memastikan suatu penyakit.
Melalui pemeriksaan lanjutan tersebut akan diketahui penyebab gejala yang dialami oleh pasien sehingga dapat diberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Untuk pemeriksaan Urinalisis saat medical check-up ataupun karena ada keluhan, Anda dapat mempercayakan kepada RSUD Kota Malang.