Deksametason adalah obat untuk mengatasi peradangan, reaksi alergi, dan dan penyakit autoimun. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,5 mg, sirup, suntikan (injeksi), dan tetes mata. Deksametason termasuk ke dalam golongan obat kortikosteroid. Obat ini hanya boleh digunakan atas resep dokter. Sama halnya dengan obat kortikosteroid lainnya, deksametason yang telah digunakan untuk jangka panjang tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba. Dokter akan menurunkan dosis dexamethasone secara bertahap sebelum menghentikan obat ini[1]. Kali ini di Artikel RSUD Kota Malang akan dibahas pemakaian dari obat Deksametason yang dijelaskan oleh Dewi Puspitasari S.Farm, Apt., berikut penjelasannya:
Obat deksametason kini ramai dibicarakan karena dinilai ampuh member perbaikan klinis pada pasien Covid-19 yang kritis. Karena obat yang masuk golongan Keras dengan logo lingkaran merah dengan huruf K di dalamnya, merupakan obat generik berjenis steroid ini hanya bisa digunakan di bawah pengawasan dokter, dan obat ini tetap tidak akan bisa dibeli di apotek terdekat tanpa resep. Namun perlu diingat dalam penanganan COVID obat ini hanya diperuntukkan bagi pasien bergejala berat, sampai yang menggunakan ventilator.
Selayaknya kebanyakan obat, dalam dosis dan pemakaian jangka terrtentu dapat memiliki efek samping, begitupula dengan deksametason juga punya beberapa efek samping, antaralain:
- Gangguan pada mata seperti glaucoma dengan kemungkinan kerusakan pada syaraf mata
- Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak
- Menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi
- Menganggu hormonal
- Kehilangan massa otot
- Tukak lambung, vertigo, dan sakit kepala
Perlu diingat bahwa Efek samping yang dialami satu orang dengan orang lain cenderung berbeda, itu sebabnya penting dilakukan pengawasan dokter/ apoteker saat mengonsumsi obat ini, agar dapat mengguanakannya dengan aman dan efektif.
[1] = https://www.alodokter.com/dexamethasone
Terima kasih banyak atas informasinya.
makasih kak infonya. keren dan bermanfaat