Site icon RSUD Kota Malang

CEDERA OLAHRAGA ATAU OSTEOSARKOMA?

 

#nawakmbois

Kanker merupakan masalah dunia yang menjadi penyumbang angka kejadian kematian semakin meningkat. Kanker merupakan penyakit yang mematikan yang menduduki posisi ke dua di dunia setelah penyakit kardiovaskuler (WHO,2008).

Osteosarcoma atau kanker tulang, dimulai di sel-sel pembentuk tulang. Osteosarcoma paling sering ditemukan di tulang Panjang, yakni di kaki, terkadang di lengan dan berpotensi  di tulang mana pun. Dalam kasus yang sangat jarang, dapat terjadi di jaringan lunak di luar tulang. Osteosarkoma cenderung terjadi pada remaja dan dewasa muda, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.

Perawatan yang dilakukan antara lain seperti, kemoterapi, pembedahan dan terapi radiasi. Dokter memilih pengobatan berdasarkan di mana osteosarcoma muncul pertama kali, ukuran kanker, jenis dan tingkat osteosarcoma, dan apakah kanker telah menyebar ke luar tulang. Inovasi pengobatan untuk osteosarcoma telah sangat meningkatkan prospek (prognosis) untuk kanker ini selama bertahun-tahun. Setelah pengobatan selesai, pemantauan seumur hidup disarankan untuk mengamati potensi efek akhir dari perawatan intensif.

Adapun tanda dan gejala osteosarcoma dapat meliputi, antara lain terjadi pembengkakan di dekat tulang, rasa nyeri tulang atau sendi, cedera tulang atau patah tulang tanpa alasan yang jelas. Gejala osteosarcoma mirip dengan banyak kondisi yang lebih umum, seperti cedera olahraga. Pada saat pemeriksaan awal dokter akan melakukan pemeriksaan awal terlebih dahulu

Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat memaparkan penyebab langsung kejadian osteosarcoma ini. Dokter dapat mendiagnosis kanker ini terbentuk ketika terjadi kesalahan di salah satu sel yang bertanggung jawab dalam pembuatan tulang baru.

Osteosarcoma dimulai ketika sel tulang yang sehat menunjukkan perubahan pada DNA-nya. DNA sel berisi instruksi yang menginformasikan apa yang harus dilakukan. Perubahan tersebut memberitahu sel untuk mulai membuat tulang baru saat tidak diperlukan. Hasilnya adalah massa (tumor) dari sel-sel tulang yang terbentuk buruk yang dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Sel dapat pecah dan menyebar (bermetastasis) ke seluruh tubuh.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko osteosarcoma, yakni kondisi pengobatan sebelumnya dengan terapi radiasi, adanya gangguan tulang lainnya, seperti penyakit paget tulang dan displasia fibrosa. Kondisi bawaan atau genetik tertentu, termasuk retinoblastoma herediter, sindrom Bloom, sindrom Li-Fraumeni, sindrom Rothmund-Thomson, dan sindrom Werner. Risiko komplikasi osteosarcoma dan pengobatannya meliputi  kanker yang menyebar (bermetastasis). Osteosarcoma dapat menyebar dari tempat asalnya ke area lain, membuat perawatan dan pemulihan lebih sulit. Osteosarcoma yang paling sering menyebar ke paru-paru dan tulang lainnya.

Pembedahan yang mengangkat tumor dan menyelamatkan tungkai digunakan jika memungkinkan. Tetapi kadang-kadang perlu untuk mengangkat bagian dari anggota tubuh yang terkena untuk menghilangkan semua kanker. Belajar menggunakan anggota tubuh buatan (prostesis) akan membutuhkan waktu, latihan, dan kesabaran. Para ahli dapat membantu Anda beradaptasi.

Efek samping pengobatan jangka panjang. Kemoterapi agresif yang diperlukan untuk mengendalikan osteosarkoma dapat menyebabkan efek samping yang substansial, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tim perawatan kesehatan Anda dapat membantu Anda mengelola efek samping yang terjadi selama perawatan dan memberi Anda daftar efek samping yang harus diperhatikan pada tahun-tahun setelah perawatan.

Source : https://www.mayoclinic.org/

 

Exit mobile version